Berikut ini beberapa ciri-ciri umum dari perilaku sabotase diri:
1. Prokrastinasi: Menunda-nunda tugas atau keputusan penting hingga saat terakhir, seringkali mengakibatkan hasil yang kurang optimal atau meningkatkan tekanan dan stres.
2. Menghindari Tantangan: Menghindari situasi yang menantang atau peluang yang bisa membawa kemajuan, karena takut kegagalan atau kecemasan tentang hasilnya.
3. Penggunaan Substansi atau Kebiasaan Buruk: Bergantung pada alkohol, obat-obatan, atau kebiasaan buruk lainnya sebagai mekanisme koping untuk mengatasi stres atau kecemasan, yang pada akhirnya merugikan kesehatan dan kesejahteraan.
4. Pemikiran Negatif: Sering kali memiliki dialog internal yang negatif, kritis, atau menghakimi diri sendiri, yang memperkuat perasaan tidak mampu atau tidak layak.
5. Menarik Diri dari Hubungan: Menarik diri dari hubungan atau situasi sosial, yang bisa mengakibatkan isolasi dan kehilangan dukungan yang penting.
6. Mengabaikan Kesehatan Fisik dan Mental: Tidak mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga atau memperbaiki kesehatan fisik dan mental, seperti mengabaikan diet, olahraga, atau tidur yang cukup.
7. Overcommitment: Mengambil terlalu banyak tanggung jawab atau proyek sekaligus, yang seringkali tidak realistis dan bisa menyebabkan kelelahan atau kegagalan dalam memenuhi komitmen.
8. Menghindari Tanggung Jawab: Tidak ingin mengambil tanggung jawab atau membuat keputusan yang penting, seringkali meninggalkan kontrol atas hasil penting dalam kehidupan mereka kepada orang lain.
9. Perilaku Menghancurkan Diri: Melibatkan diri dalam perilaku yang secara jelas merugikan, seperti berjudi secara berlebihan, mengemudi secara sembrono, atau berperilaku agresif atau impulsif yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
10. Rasa Tidak Layak: Sering merasa tidak pantas menerima keberhasilan atau kebahagiaan, yang mungkin mengakibatkan sabotase peluang baik yang datang ke dalam hidup mereka.